Lisa si pacar binal
ini cerita ga jelas dah … silahkan dinikmati
sebelum memulia mungkin kalian akan bingung dengan cara bacanya jadi aku kasi tau
‘teks’ (bicara dalam batin)
*sound* (suara)
“teks” (percakapan)
“apa-” teks “-kabar” (percakapan yang terpotong)###############
Cersex – Namaku Deny usiaku 18 th saat ini, perawakan ku normal saja tidak ada yang istimewa dariku atau kebanyakan orang biasa menyebutku sebagai nerd walaupun begitu aku memiliki seorang pacar namanya Lisa dia sangat cantik, usianya sama denganku. Kami sudah pacarana selama 6 bln dan dia tinggal bersamaku. Orang tuanya sangat membebaskannya.
oh ya ngomong-ngomong saat ini kita sedang mengadakan party perayaan rumah baru kita, ya sebenarnya ini rumah pertamaku dari hasil kerja kerasku, cukup hebat bukan? Anak SMA membeli sebuah rumah. Aku memiliki pekerjaan sebagai web development, digital designer, app developer, ya bisa dibilang aku sangat ahli dibidang IT. Ok balik ke party.
Saat ini kami sedang minum-minum bersama aku, pacarku dan 3 kawanku, Bobo, Rio, dan Beni. Mereka ber 3 adalah teman dekat dari pacarku dan kini menjadi temanku juga.
“Den bir nya habis nih, beli lagi den”
dia yang menyuruhku untuk membeli bir adalah Beni, dia memiliki perawakan yang sangat besar dariku atau bisa dibilang dia seperti seorang laki-laki maskulin yang berotot, umurnya 20 th. Dia pernah tidak naik kelas sebanyak 2x.
“eh, masih kurang ya, aku pikir cukup, hehe”
“mana cukup 2 botol, kita aja ber 5 apalagi lu kan ga minum, beli lagi muh”
“beli lagi 4 aja den, kamu masih ada uang kan? Kalo masih tolong beliin ya”
Dia pacarku, serpti yang aku duga dia sangatlah cantik, memiliki rambut Panjang yang serta kulit yang putih seperti keturuna eropa dengan pakean mini skirt dan kaos putih polosnya. Aku sama sekali tidak bisa menolak permintaanya, tapi lihatlah aku hanyalah laki-laki biasa yang memiliki wanita cantik sepertinya
“masih kok say, ya udah aku pergi keluar dulu ya”
“iya hati-hati dijalan, ga usah terlalu buru-buru, hihi”
Aku tidak tau apa maksunya itu, hanya saja aku tidak enak meninggalkan pacarku terlalu lama bersama teman-temannya, bukan maksudku curiga hanya saja… gimanaya… sulit rasanya menjelaskan.
aku pun keluar dari rumah dan.
‘ah sial! aku lupa dompetku’
Akupun kembali ke rumah.
Saat aku membuka pintu rumah aku melihat pacarku sedang memeluk leher Beni, aku tidak lihat secara pasti apa yang terjadi karena tubuh beni yang besar menghalangi pandanganku belum lagi si Rio yang tampaknya berdiri dibelakang pacarku, tidak terlalu jelas tapi dia terlihat seperti memeluk pacarku entahlah posisi pergelangan tangannya terlihat sedikit diatas, dan si Bobo, dia terlihat lebih jelas karena dia ada di samping, tangannya sangat jelas memainkan penisnya dari luar celana jeans nya sedangkan satu lengannya seperti… ahh …
“eh! Sayang kok balik” sapa pacarku dari balik badan Beni
tampkanya pacarku sedikit terkejut dengan kedatangan ku, dia sudah melepas pelukan dileher Beni, dan yang lainnya juga berhenti.
“eh.. apa ya tadi, aku lupa-“
‘sial! kok aku jadi gugup gini’ batinku
“-oh iya aku lupa bawa dompet, jadi..aku ambil dulu”
“iya.. silahkan”
‘kok situasinya jadi canggung gini’
akupun pergi kekamarku dan mengambil dompetku, aku langsung pergi mengarah pintu keluar, entah kenpa hatiku sangat berat.
sebelum aku keluar aku dicegat oleh pacarku
“ayang..” pacarku datang menghampiriku
“ada apa say?”
“ehmm…-“ dia menatap mataku dengan imutnya”-hihi, ga apa-apa, lain kali jangan sampe lupa lagi ya”
“eh, iya”
“ya udah hati-hati ya”
aku pun hanya mengangguk dan meninggalkan rumah.
*********************************************
Sementara itu dirumahnya Deny
‘buset hapir aja ketahuan-’ batinku
‘-untung badannya Beni besar, padahal lagi asik-asiknya tadi’
akupun melihat keluar jendela untuk memastikan kalo Deny sudah benar benar pergi. Ga ada siapa-siapa kayaknya udah pergi.
akupun berjalan mendekati 3 pria buas yang sudah siap tempur ini.
“hihi, yuk lanjut lagi”
“Lis, ngapain berhenti tadi, harusnya lanjut aja lu nyium gw” jawab Beni yang lagi duduk di atas sofa
“ish.. kasian tau dia”
“bilang aja lu takut ketahuan”
“ga apa Ben, kan kita bisa manfaatin tu bocah” jawab Rio
“bener juga lu ya, lumayan tajir juga tu bocah”
“ish kalian ini” jawabku pura-pura kesal
“Lisa cium dong” serobot Bobo sambil memainkan payudaraku dan menciumku dengan buas
aku menerima perlakuannya dengan senang hati
“woe kudanil main serobot aja lu, lis jongkok terus jalan kearah gw”
“eh enak aja emang gw anjing apa”
“memek lu mau disodok ga?”
“mau-mau”
Ya seperti inilah tingkah laku mereka, walaupun begitu aku dan mereka sudah berteman semnjak sd dan aku justru suka dengan kelakuan mereka.
Akupun mengikuti perintah Beni. Aku melai berjongkok dan berjalan mendekati Beni, tanpa di aba-aba aku buka resleting celananya dan aku keluarkan kontol beni dari dalam boxernya. Aku jilat bagian bawahnya agar lebih basah dan mencium unjungnya, lalu aku beri air ludah dan mulai ku kocok dengan tangaku. Kudekatkan hidungku ke kontol Beni.
‘ahh… aromanya enak banget’
ukuran penis Beni bisa dibilang 7x lebih besar dari punya pacarku, panjangnya kira-kira 30 cm dan bukan hanya Panjang tapi juga sangat besar bahkan saat dipegang hanya jari tengahku yang menyentuh ibu jari.
Aku mulai jilat bagian atas dan mulai kumasukan kedalam mulutku. Aku memainkan kontol Beni di dalam mulutku.
sedangkan aku bisa merasakan ada yang memainkan memek ku dengan jari-jarinya tak luput juga dengan payudaraku. aku tidak tau siapa yang melakukan apa, yang sudah pasti Ria atau Bobo.
“stop dulu” tampaknya Beni mengangkat kepalaku, saat sedang diangkat terdengar suara “plop” dari mulutku.
“ahh..”
“buka baju sama branya dulu”
akupun menuruti printah Beni dan membuka keduanya sedangkan beni membuka celana Jeansnya.
Tanpa kusadari ternyata Bobo dan Rio sudah telanjang dan hanya menggunakan boxer mereka.
“Lis buka celana dalamnya” printah dari Rio
Aku pun membuka celana dalamku.
“roknya juga?”
“ga usah, biarin aja, biar kelihatan sexy”
“hihi, kalo gitu tolong dicolok dong” sambil memegang pantatku dan ku buka lebar lebar dengan kedua tanganku.
“fuh, mantap banget ni lonte”
“hihi..”
Rio pun menyolok-nyolok memek ku, bias aku rasakan jari-jemari Rio bermain di dalam memekku rasanya nikmat sekali “ahh..ehmmm”. Rio mulai mendekatkan wajahnya ke pantatku, lalu dia menjilat lubang pantatku dan sesekali dia menyolok lubang pantatku dengan lidahnya. Rasanya agak geli-geli enak.
“ahh..ehmm.. boo, mainini payudaraku dong” akupun meminta Bobo memainkan payudaraku, rasanya aku ingin digrepe oleh banyak orang.
Diremas remasnya payaudaraku dan digigitnya pentilku,
‘ahh nikmat banget’
“woe cukup, giliran gw sekarang”
Aku ditarik oleh Beni dan duduk diatasnya dengan membelakanginya. Seperti sebuah kail, kontolnya ada didepan memek ku menjulang tinggi seperti Menara pisa. Aku lalu memegang ujung kontolnya dengan kedua tanganku, aku mengelusnya secara perlahan lalu aku beri air liur agar makin licin. Lalu aku menggesek-gesekan batang kontolnya di bibir memekku.
“ahh…. Ehmm.. huh..” suaraku yang sudah tidak tahan pngin di entot
Aku pun sedikit lebih berdiri agar bias memainkan ujung kontolnya di bibir memekku, mengeseknya, dan terkadang memasukan ujungnya dan mengeluarkannya kembali. Dan bless sekarang semuanya sudah masuk didalam. Rasanya seperti penuh, hamper taka da ruang yang tersisa di dalam memekku. Aku lalu bertumpu kepada kedual lututku dan mulai menggenjot.
*plok plok plok* begitulah suara benturan pantatku dengan pahanya.
“ahh… enak banget Ben”
“enakan mana sama punya cowoklu?”
“ahh..ehmm.***h usah bahas diah…dia ga ada apa-apanya”
“hahah… dasar cewek binal, demen banget lu ya di entot orang lain”
“kanh..ahh..kahlian yangh ngajarin”
*plok plok plok*
Beberapa menitpun berlalu.
“ahh…akuh mau keluar” aku mulai memeprcepat genjotannya. Beni juga membantuku dengan menggunakan kedua tangannya yang besar buat menggerakan pinggulku.
“ah terus Lis”
*PLOK PLOK PLO* suara makin keras saja
Aku mempercepat genjotanku dan bless, aku bisa merasakan cairan kewanitaannu keluar dan membasahi pantatku. Aku masih belum melepaskan kontolnya Beni, lagian dia belum keluar.
“hah…hahh..hah..” desahanku
“woe belum selesai” Rio datang mendekatiku
“yang bilang selesai siapa..huh…khan lanjut lagi..hihi”
Mulutku langsung disoror oleh Rio dan kami berciuman sangat ganas, bisa aku rasakan air liurku yang bercampur dengan air liurnya keluar dari pingirian bibirku. Setelah selesai berciuman, dia mengeluarkan kontolnya dari dalam boxer. Ukurannya juga tak kalah besar dengan punya Beni.
Sebelum aku mulai aku cium dulu ujungnya lalu aku cium baunya.
‘ahh.. baunya bikin nagih lagi hihi…’
“woe gw belum crot nih” protes Beni
“hihi.. kan tinggal di genjot aja dari belakang Ben, lagian punyamukan udah didalem”
“ganti posisi dulu” ajak Beni
Beni mulai berdiri sambal mengangkat pinggulku, penisnya masih menancap di memekku. Kini aku berdiri sambil nungging. Beni langsung mulai mengenjot memekku dari belakang *plok plok plok* suara benturan pantantku dengan pahanya membuatku makin bernafsu. Bobo yang sedari tadi hanya menonton saja aku panggil untuk mendekatiku, aku keluarkan kontolnya dari dalam boxer, kontolnya yang besar dan gemuk berwarna agak gelap kecoklanan aku kocok pake tangan kiriku dan dia juga memainkan payuradarku dengan tangannya.
Sedangkan Rio mendekatkan kontolnya ke wajahku
“Sedot lis”
Cukup sulit untuk berkonsentrasi karena aku lagi ngocokin kontolnya Bobo, akhirnya aku hanya melakukan dengan lembut.
“enak dan lembut banget lis” puji rio
“Mmmm” aku tidak bisa bicara dengan jelas
Lalu Kepalaku di pegang dengan kedua tangannya, tampaknya aku tau ini, aku melepas kocokan Bobo dan berpegangan pada paha Rio
Mulutku disodok dengan kontolnya yang besar dan Panjang, bisa aku rasakan kontolnya sampai krongkonganku. Digenjotnya mulutku dengan ganasnya.
*gryok gryok gryok* suara paduan ari liurku yang ada didalam kerongkonganku yang di obok-obok oleh Rio
‘ahhh gila, aku udah ga tahan’
Mememku juga rasanya enak banget. Kontolnya Beni yang besar dan Panjang terus ngebol-bol memek akuh…
‘ahhh aku mau keluar lagi..’
“ah gw udah mau keluar nih”
“gw juga nih ben”
“eh.. gw belum”
“Lu entaran aja bo”
Beni dan Rio menggerakn pinggul mereka dengan cepat.
*plok plok plok, gryok gryok gryok* suaranya perbadu satu sama lain
“ahh gw keluar nih”
“gw juga”
‘ahh gw juga’ batinku
Kepalaku dipaksa untuk menelan semua kontolnya Rio lebih dalam hingga hidungku menyentuh perutnya, samahalnya dengan Beni, dia juga memasukan penisnya lebih dalam didalam memeku, hingga membentur rahimku.
Crot crot crot
‘ahhh enakya’
Bisa aku rasakan didalam rahimku penuh dengan spermanya Beni sedangkan dialam krongkonganku penuh dengan spermanya Rio.
Rio menarik keluar penisnya, bisa akurasakan sisa-sisa sperma dari ujung penisnya saat melewati lidahku.
*glek glek*
“ahh…“
Beni juga menarik kontolnya dari memekku, ketika ditarik tidak ada seperma yang tersisa, tampaknya semuanya masuk kedalam rahimku. Hal yang belum pernah aku lakukan ke pacarku, yaitu crot sampai ke Rahim.
Beni tidak memberikanku istirahat dia langsung memasukan jari-jarinya kedalam memekku, dan mulau mengobok-oboknya
*bryok bryok bryok*
“ahh…Beni ahh..”
“ayo keluarin sperma gw” Beni semakin ganas mengoboknya, hingga akhirnya aku dibuat pipis olehnya
‘ah sial aku mau pipis’
Beni tidak membiarkan ku pipis, dia tetep mengobok-oboknya, sampai-sampai air kecingku bertebaran dimana-mana. Air kencingku juga bercampur dengan seperma milik Beni. Ketika Beni sudah merasa puas dia berhenti memainkan memekku diakhiri dengan kencing yang deras dari memekku.
“wih kayak air mancur” kata bobo
“buset banjir ini tempat”
Kakiku merasa lemas akupun berpengangan dengan Rio.
“haha biarin”
“ahh…hah…Beniiii! karpetnya basahkan jadinya”
“besok dijemur”
“entar Deny liat gimana?”
“bialng aja si bobo pipis”
“eh enak aja, masak gw pipis di sini” balas Bobo
“ihh ngeselin..ah!”
Beni malah nyolok memek ku lagi
“udah diem lu, juga lu seneng kan!”
“Beniii!kamu ini”
Beni mulai memainkan memekku dan dia juga memplintir klitorisku.
“aw Benii! stop”
“bilang ga, lu senengkan diginin?”
“ah…-“ dia mnyentil klitorisku “-i..iya gw seneng, tapi jangan disini ya”
“ya udah, kita lanjut dikamar lu”
“iyadeh”
walapun terkadang mereka suka memainkanku, tapi aku menikmati prilaku mereka, hihi ..
“gw kapan bos?” Bobo yang dari tadi tidak dapet kesempatan ingin ngewein aku udah ga sabarin nih, hihi
“oh iya kamu belum ya Bo, yaudah yuk ngentot dikamar”
“entar dulu gw belum puas” srobot Beni
“gw juga bo, gw mau crot didalem memeknya” Rio juga ya, hihi aduh aku direbut nih.
“yah terus gw kapan dong?”
“entar juga lu dapet”
“hihi, yaudah bobo tunggu dulu ya aku mau dientot mereka dulu nih, nanti aku kasi kok tenang aja”
“yahh..ya udah deh”
“lu kan bisa dapet mulutnya, gw mau sodok anusnya”
wih, semua lubangku langsung full, aku ecited banget nih
“haha okeh bos”
“ya udah bobo pake mulutku aja dulu, entar aku kasi deh crot didalem memekku”
“yowes”
Sebenarnya aku tidak tau apakah aku punya waktu buat ngentot lagi, aku kahwatir kalo Deny pulang, belum lagi karpet ruang tamu masih basah ada noda spermanya lagi. Yang terjadi biarlah terjadi, entar pikir belakangan, yang penting aku ngentoto dulu.
“main dikamar yuk” ajakku pada mereka
“ya udah yuk lagian sofanya terlalu kecil buat Sandwich”
“kan tadi gw bilang”
Akhirnya kamipun ngentot dikamar, sebenarnya ini kamarku dengan Deny.
Rio sudah tiduran di atas kasaur lalu aku naik di atasnya, aku kocok penisnya sebentar lalu aku gesek-gesekan di luar bibir memekku lalu aku masukin kedalam dengan mudah karena memeku sudah sangat basah. Aku goyangkan pinggulku agar Rio meras enak, lalu aku ditari olehnya dan bibirku dicium olehnya.
Sedangkan Beni sudah siap memsaukan penisnya kedalam anusku. Anusku diberi ludah olehnya lalu digosok-gosok dan dia mencoba memasukan penisnya, penisnya masuk dengan gampang. Itu karena kita bertiga emang sangat sering buat ngentoto, belum lagi semua laki-laki di kelas sudah pernah singgah di mememkku.
“ahh… enak banget Ben-“ mereka berduapun mulai menggenjot memeku dan anusku dengan seirama “-boo penismu sini aku hisap”
“nih hisap”
Akupun menghisap kontolnya Bobo, kontolnya memiliki warna coklat agak gelap hampir seperti coklat batangan, Bobo memilki keturunan orang timur usianya sama denganku. Walaupun begitu kontolnya jauh lebih besar dari pacarku, dan kontol Bobo juga gemuk.
“Lis lihat sini”
“ehmm..ahhh..kahmu rekam?”
“iya, isep lagi”
“ah.. ehmm..kok pake hape kuh?”
“mau aku kirim ke Deny, tenang aja ga full body kok”
“tapikan kontolmu keliatan”
“bilang aja ini coklat batangan”
“hihi, ada-ada aja kamu, yang ada coklat jumbo”
Sambil mengikuti keinginan Bobo, kami melanjutkan kasmaran ini dengan ditutup crot didalam.
*************************************************************************
Sementara itu Deny sedang berjalan mencari warung yang menjual bir pada malam hari
Cari dimana ya?
Lagian tadi itu apa sih? Ah kayaknya mereka tadi lagi bercanda aja, kan mereka emang dah biasa gitu.
Aku hanya berjalan tanpa arah karena aku sendiri tidak tau harus kemana. Aku berjalan lumayan lama aku lihat ada warung di depan masih buka.
“bu belanja”
“iyaa” suara ibu dagang dari dalam
“jual bir bu?”
“jual dik”
“ya udah beli 4 bu ya”
“tapi ibu ga ada pelastik besar dik”
“ow…boleh bawa sekalian kratnya bu”
“ya boleh, tapi inget beso dikembaliin ya”
“iya bu”
Setelah selesai melakukan transaksi aku pulang dengan susah payah, yah mau bagaimana lagi, badanku tidaklah atletis aku sangat kesulitan membawa krat bir ini pulang.
‘huh.. Tampaknya perjalanan pajang ini’
Di tengah perjalanan hp ku berbunyi.
Aku letakan krat bir itu lalu aku buka hp ku. Ternyata pesan dari pacarku, sebuah video.
Pacarku selalu megirim sesuatu kepadaku ketika kami tidak bersama, terkadang berupa foto, voice, dan seperti sekarang ini, videof.
Aku buka video itu.
*emmm…mmm….muchmm* suara dalam video
Hem.. Lisa lagi ngapain sih, keliatannya lagi ngemut sesuatu, videonya juga kurang jelas terlalu di zoom ke wajah lisa. Yang di emut juga ketutupan tangan lisa, tapi… Kayaknya itu seperti coklat atau dodol ya.
“emmm… Ah… Hihi” Lisa melepas emutannya
“gimana enak?” kayaknya suaranya Bobo
“iya enak banget, hihi”
“isep lagi, entar lagi mau keluar”
“ngumm… Mmmm…huh…emmm… Muchmmm..”
Entah apa yang aku tonton, yang aku lihat cuma Lisa seperti mengemut dodol itu sangat… Sangat… Terlihat lapar. Tangannya juga ga henti hentinya seperti menggosok dodol itu, buat apa ya? Biar hanget kali.
Durasi videonya cuma 1 menit 50 detik.
Tak beberapa lama, lisa melepas emutannya dan hanya menggosok dodol itu.
‘hmm.. Ujung dodolnya seperti ada benjolan’ batinku
“ah.. Lis keluar nih.. Ahh.. Terima susunya lis”
*crot crot crot* ehh.. Keluar susu? Dodol jenis apa itu?
“ahh.. Bobo, keluarnya banyak banget.. Ahh..”
Susu kental itu muncrat dengan sangat banyak di wajah Lisa, susu itu juga ngalir ke bibir Lisa. Kedua tangan Lisa mengusap wajahnya dengan perlahan lalu dijilatnya.
‘eh.. Tunggu dulu yang megang dodolnya siapa? Bobo? Bobo yang suapin? Lagian itu dodol apa bukan sih?’
Tak berhenti disana Lisa lalu meraih dodol itu dan dihisapnya.
Dan videopun berakhir.
Apa-apan ini, aku tau kalao pacarku sering kirim yang aneh aneh.. Tapi…
Ah sudah lah aku lanjut bawa pulang bir nya aja.
PING
Huh apalagi.
“tolong sekalian beli cemilan ya” pesan dari Lisa
******************************************************************
Setelah selesai berbelanja Deny akhirnya pulang
Akhirnya sampai juga. Aku membeli beberapa cemilan juga, mudah-mudahan ini cukup karena aku membelinya diwarung tadi.
Sebelum aku membuka pintu aku lihat lampu kamar menyala, apa emang menyala dari tadi ya?
Akupun masuk kerumah. Di ruang tamu cuma ada Beni yang lagi ngerokok di sofa. Dia cuma pake celana jeans nya aja, ga pake baju.
“Yang lain mana Ben?”
“fiuhhh hahh..-” menghembuskan asap rokoknya “-WOE Birnya dateng”
*Cklek* suara pintu
Keluarlah Rio dengan pakea yang sama seprti Beni, hanya menggunakan jaler jeans nya
“udah pulang den, Yuk buka birnya” sambil mengambil krat bir yang kubawa
‘ga, gw belum pulang’ maunya jawab gitu, konyol banget pertanyaannya udah jelas-jelas gw dirumah.
“eh, sayang udah pulang” keluarlah Lisa dengan baju kaos tanpa lengan berwarna hitam, dan… sedikit terlihat bercak putih, agak samar sih, mungkin sedikit kotor.
Lisa masih pake mini skirt yang tadi.. Ya jelaslah emang nya apa yang gw pikirin, ganti pakean pas gw pergi, tapi atasannya kok diganti.
“iya say, baru aja pulang”
“hemm”
“kamu kok ganti baju sayang?”
“oh.. Itu.. tadi ketumpahan jus”
“ow” aku melangkanh mendekati meja tamu dan telapak kakiku terasa basah ketika menginjak karpet, karena aku merasakan kakiku terasa aneh aku mengangkatnya.
“oh.. ya sayang, tadi tu jusnya tumpah disini, dikarpet ini, banyak banget, trus.. Truss sampe kena baju ku”
“eh. Ah..ya..ehm” jawabku bingung
‘eh kan aku ga ada tanya.’
Kok baunya aga amis ya, jus apa sih? Jus sirsak? Kok ada bercak putih banyak.
“woit bro, hehe udah pulang rupanya” Bobo keluar dari kamarku hanya menggunakan boxernya saja.
‘udah pulang rupanya’ cich, kok semua bilang hal yang sama, emang nya kenapa gw pulang.
Kok dia pake boxer aja?
“bo, kok lu pake boxer aja?”
“gerah cuy, lagian gw kan dah sering kaya gini, kaya lu ga kenal gw aja”
Bukan itu masalahnya. Masalahnya lu keluar dari kamar gw pake boxer aja.
“kalo gerah kan tinggal hidupin ac aja”
“wih… Ga kepikiran gw, pinter juga lu”
‘lunya yang ketololan kali’
Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, aku ingin menanyakan kenapa mereka berdua, tidak, kenapa mereka bertiga ada dikamarku, dan soal vodeo itu juga, tapi sebelum aku bertanya, Beni menunjukan sesuatu yang mengejutkan.
“woe Lis, cd lu ketinggalan nih”
“what!! Sini bawa-” lisa merebut cdnya dari tangan Beni “ish..”
“santailah, ga usah kasar gitu ngambil nya”
“nemu dimana?” tanya Lisa dengan tanpang kesal
“di bawah meja tadi”
Kok bisa…, kenapa cdnya lisa ada di bawah meja. Aku hanya bisa menatap Lisa dengan bingung.
“emm.. Sayang tadi itu aku ketoilet mau pipis tapi tapi pas aku mau buka cd pipis ku keluar duluan jadinya cd aku basah. . . . . . . . . . .-”
‘eh hubungan nya’
“-ah iya kan karena basah terus aku pikir ga usah pake, ehm, terus si bobo jatuhin jus ke karpet-”
“kok gw” protes Bobo di sela-sela penjelasan Lisa.
Lisa hanya membalas dengan menatap bobo melanjutkan kisahnya
“-karena kita kan baru pindah ya sayang jadi belum punya lap, jadi aku pake deh cd aku”
“ah…gitu..ya..”
Ya bener bisa jadi kaya gitu, betul, betul, karena belum punya lappel atau lap biasa jadi mau ga mau Lisa pake cd nya…. Bukan nya cd nya basah, mungkin cuma sedikit. Hem, kejadian yang kompleks.
“oh iya say tadi itu video apa ya?”
“video?… Oh video tadi, itu si Bobo ngasik coklat”
“ow aku kira dodol”
“dodol, hem boleh juga ya” suaranya sedikit pelan
“Kenapa say?”
“eh ga kok, oh ya di dalam dodolny maksudku coklatnya ada susu kental manis gitu, jadi harus di kocok-kocok gitu pake tangan sama dibuat leleh dikit pake mulut, aku jilat-jilat didalam terus tak sedot-sedot, tak kocok lagi, terus crot deh, unik ya coklatnya”
“eh.. Coklat nya aneh”
“iya cuma bobo aja yang punya”
“terus coklat nya masih?”
“…. Coklat nya habis”
“Kamu habisin sendiri say? Itukan banyak”
“eng.enga kok, kita bagi bagi makannya”
“wanjirr, coklat gw di bagi-bagi” celetuk Bobo yang sedang minum bir dengan yang lain.
“hahaha, jijik gw” balas Beni
“huh, asem”
“Kok asem, kan enak tau punya nya Bobo”
‘punya nya?’
“coklat udah kadarluasa, asem” balas Rio
‘ow coklat maksudnya’
Tampaknya banyal hal yang terjadi pas aku ga ada.
‘oh iya tadi lisa bilang pake cd lap, berarti dia ga pake cd dong’
Ga mungkin tadi kan dia habis dari kamar, pasti ganti cd. Selain itu tadi mereka ngapain ya di kamar… Tanya entar aja dah yang penting pesta dulu.
***************************************************************************************
Pestapun berlanjut, Deny dan yang lain minum tentu saja Deny hanya meminum es jeruk. Mereka juga memakan snack yang dibeli oleh Deny.
“Apaan nih, snack nya kok rasanya aneh gini”
“kadaluarsa njirr”
“wah parah”
“hehe kayaknya gw salah beli”
Mereka bercingkraman cukup lama sampe bir mereka tinggal sedikit.
_____________________________________________________________________________________________
“Woe Den, keluar minum sama gw” panggil Beni dari halaman belakang rumah
“Tapi gw ga bisa minum Ben”
“Dikit doang, liat ni birnya sisa dikit, buat lo ni”
“ehh, di bagi dua ya” duh gimana ni, belum pernah minum gw
“cihc, udah cepetan sini! Duduk duduk sama gw diluar”
“Iy, iya deh”
Akhirnya aku mengikuti kemauannya.
Aku hanya duduk dan diam.
“nih, sisa setangah gelas aja”
“eh iya”
Aku meminumnya sedikit demi sedikit.
‘ah rasanya sedikit pahit’
Aku dan Beni tidak banyak bicara, dia hanya menghisap batang rokoknya. Hubungan ku dengan Beni tidak terlalu dekat, dia hanya ku anggap sebagai kakak dari pacarku, umurnya juga lebih tua dari ku.
“uchh” aku sedikit mual ketika meminumnya
“cemen amat lu”
“hehe” aku meminumnya lagi sedikit
“hahaha lu kaya orang ngopi”
“ga apa sedikit-sedikit aja”
“ya ga apa, yang penting lu habisin”
Kami pun cuma diam berdua, cukup lama dan sedikit canggung.
*ahh.. *
Tiba-tiba saja aku mendengar suara seperti mendesah.
*ahh..ahhh*
‘Suara apa to?’
Aku tengok ke belakang tidak ada siapa-siapa di ruang tamu.
‘kemana Lisa sama yang lain?’
Aku lalu berdiri ingin mencari mereka.
“woe kemana lo”
“em, mau kedalem”
“ngapain! Duduk sini temenin gw ngrokok dulu, bir lu aja belum habis”
Akupun duduk kembali. Akhirnya aku hanya menghiruakan suara tersebut, aku putuskan untuk menghabiskan bir ku.
‘sial minum bi raja kok lama’ aku kesal terhadap diriku karena tidak mampu menghabiskannya sangat cepat.
*ahh.. Iyah.. terus..*
Suara itu lagi, suaranya sangat kecil, aku tidak tau pasti tapi kayaknya dari dalem rumah.
“dah mulai rupanya” celetuk Beni
Aku hanya diam melanjutkan minum ku.
*PLOK PLOK PLOK*
suaranya sangat jelas dan suara desahannya juga masih terdengar samar-samar sampe sekarang.
‘Suara apa sih, aku keganggua banget sama suaranya’
*PLOK PLOK PLOK*
“wih ganas” celetuk Beni lagi
Jantungku berdetak kencang, aku tidak tau apa yang terjadi tapi tampaknya ada hubungannya dengan Lisa, aku tidak begitu yakin.
*ahhh….*
Tanganku bergetar memegang gelas ini, aku sudah tidak mampu lagi melanjutkannya. Aku hanya ingin mencari Lisa, pacarku.
Aku meletakan glass ku dan berdiri perlahan
“Ben.. Aku mau kedalem cari Lisa ya”
*cklek*
“ahh… Enaknya, ben balik yuk” suara Rio yang ada di ruang tamu, tampaknya habis keluar dari kamarku
“wih bray gimana lancer?”
“lancer bro”
“asyik, yuk balik, Bobo mana?”
“tuh di belakang”
“oit hehehe, sgerrr..” suara Bobo yang baru aja datang
“sialan si kudanil, udah puas lu?” Tanya Beni
“udah dong, yuk balik”
“Gw balik dulu den”
“thanks partynya den”
“hehehe nih-” Bobo menyerahkan foto Lisa saat kelas 6 SD, difoto itu Lisa sedang mandi bersama teman-teman SD nya
“-gw balik dulu den, thanks ya enak banget tadi”
“huh, ya”
Sumpah aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mereka pergi aku masuk kedalam rumah, aku tidak menemukan Lisa, aku pun masuk ke kamar.
Aku syok dengan apa yang aku lihat, mini skirt yang Lisa kenakan ada dibawah tempat tidur, tempat tidur juga porak poranda dengan Lisa yang setengah bugil berbaring lemas di atasnya. Lisa tidur dengan posisi ngangkang memperlihatkan dengan jelas area kewanitaannya, walaupun ditutupi oleh selembar tisu.
Hatiku berdegup semakin tak beraturan, lenganku bergetar, kakiku mati rasa. Aku memaksakan diri untuk mendekat. Aku panggil namanya perlahan.
“Lis, Lisa”
Suaraku bergetar saat memanggil namnya, aku dekatika dan ku elus wajahnya yang terlihat berminyak dan brantakan.
“Lis, sayang, bangun sayang-”
Nafasku sungguh berat
“-huh.., huh..,” matanya mulai kebuka “ehm, ahh..-” matanya yang sayu menatapku dengan senyumannya yang indah
“-Deny sayang, kenapa kok kamu ngangis?”
‘Eh, nangis? Kapan aku nangis’
Aku sungguh malu saat itu, wajahku pasti memerah.
Aku usap air mataku.
“ga sayang… Kamu kok tidurnya,,, *glek* telanjang?”
“ow ini, aku kepanasan”
“Kalo panas kan bisa hidupin ac”
“hihi.. iya kamu bener, tolong hidupin dong-” aku hanya diam menatanya
“-kenapa lagi? Hemm, sebelum aku kaya gini mereka itu didalem cuma liat foto-foto aja, kan ga mungkin juga aku telanjang didepan mereka, aku tuh kaya gini pas mereka udah pergi-” aku hanya mendengarkannya saja “-ya udah yuk kita bobok aja, udah malem”
Aku hanya mengangguk.
Aku letakan foto yang diberikan Bobo di atas meja lalau aku mengambil rimot ac dan menghidupkannya. Aku liat Lisa juga merapikan tempat tidurnya dan, mengambil tisu yang ada di area kewanitaannya, sebelum mengambil dia sedikit mengelapnya.
“itu tisu buat apa?”
“aku tadi ngerasa sedikit basah jadi aku taruh tisu” Lisa menjawab tanpa melirikku
Akupun tidur berbaring di samping Lisa.
Aku ingin bertanya mengenai suara-suara aneh yang aku dengar, kira-kira apa ya menurut pacarku. Tapi tampaknya dia sudah tidur jadi aku urungkan niatku. Akupun juga tidur dengan aroma kamar yang tercium amis.
#############################################
trimakasih sudah baca
Gimana masta crita saya? silahkan kritikan dan sarannya ?